Selasa, 02 Desember 2014



RESISTENSI

Resistensi berarti perlawanan, menurut Sigmund Freud yaitu sebuah pertahanan diri pada klien dalam mengalami kecemasan yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan dan perasaan yang direpresinya, sehingga mengganggu usaha klien untuk mengingat dan memproleh serta mengasimilasikan pemahaman yang beroperasi melawan ego rasional klien dan hasrat untuk berubah. Orang seperti ini enggan sekali mau menerima nasehat,dorongan dan motivasi dari siapapun termasuk konselor karena klien terlalu meyakini kecemasan-kecemasan yang dialami. Sehingga mereka akan bersikap melawan, menentang.

  • Misalnya klien berdiam diri, entah secara sadar atau tidak sadar tidak mau mengungkapkan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya kepada analis, klien mungkin menyadari ketidak mauannya itu atau ia mungkin hanya merasa bahwa pikirannya kosong. analis harus menganalisis alasan pasien berdiam diri. Selanjutnya analisis menanyakan dan bila terjadi hal yang berbeda dengan apa yang di utarakan, berarti telah terjadi yang namanya resistensi

Salah satu sarana untuk mengatasi yaitu Proses Abreaksi atau disebut juga dengan katarsis yaitu melepaskan emosi-emosi yang di cegah dan dihindari. Tujuannya adalah memberi kemungkinan kepada klien untuk melepaskan kuantitas tegangan sehingga ia dapat menangani dengan lebih baik hal-hal lainnya, misalnya seorang yang mengalami depresi kronis harus dibiarkan mengalami kesedihan kronis secukupnya supaya ia dapat bekerja secara efektif dalam analisis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar